jump to navigation

Ciri V-Belt Mulai Usang! 22 September 2011

Posted by kurniaprorider in Uncategorized.
6 comments

dari pada susah nyari,

Di tekuk untuk ngecek selain melihat keausan
V-belt atau sabuk punya tugas menghubungkan puli primer-sekunder di rumah CVT. Lantaran sering berputar dan bergesek, part ini punya standar kemampuan kerja hingga skubek menempuh jarak 24 ribu kilometer.

Namun semua kembali ke cara pakai masing-masing pemilik. Jika terlalu kasar, sangat mungkin cepat aus. Sebalik jika dilakukan semestinya, jarak tempuhnya pun bisa lebih.

Memang sih, v-belt jarang sekali putus kecuali kalau terlalu lama atau beli yang palsu. Hanya saja kerusakan atau tinggkat keausan dapat dilihat dari beberapa sisi. “Bisa dengan melihat ciri fisik belt atau dari limit keausan,” jelas Maman Sugiman alias Boim kepala instruktur HMTC Depok.

Contoh v-belt skubek Yamaha atau Honda atau Suzuki. Akan getas jika mulai aus karena dipakai lama. Bisa dilihat dari fisik belt yang mengalami keretakan. Untuk mengeceknya, coba lipat sabuk bagian dalam, akan timbul keretakan. Itu artinya v-belt mesti ganti dengan belt baru.

Dan kondisi itu bisa cepat tercapai jika aliran sirkulasi udara di CVT tersumbat kotoron atau sudah banyak debu bersarang di dalamnya.

Ciri lain juga bisa dilihat dari sisi samping kiri-kanan belt. Karena bagian ini selalu bergesakan, kemungkinan aus bisa langsung dipantau. Terutama munculnya serat berupa benang nilon. Kalau memang sudah ada yang putus, dipastikan belt nggak layak pakai.

Untuk pengecekan melalui limit, butuh alat ukur khusus seperti alat ceker belt atau pakai sigmat. “Misal di Yamaha Mio series. Lebar belt standar Mio 18,2mm. Jika setelah dipakai jadi 17,2mm, artinya sudah batas minimum,” ingat brother dari Jl. Raya Tole Inskandar, No. 9A, Depok.

Jadi, meski belum putus tetap harus dicek kondisinya. (motorplus-online.com)
Penulis : KR15 | Teks Editor : Nurfil | Fotografer : KR15

karbu tiger di megapro 22 September 2011

Posted by kurniaprorider in Uncategorized.
12 comments

Dapat pinjeman dari seorang temen sebongkah karbu tiger bekas dipasang di GL PRO, dengan kondisi seadanya. kabel gas di pindah kekiri dengan mengorbankan pompa TPFC (Yen ra salah) dan cuk yang sudah hilang entah kemana. kabel gas tidak usah ganti, cukup pakai ori mega pro. pakai kabel gas ori megapro sebenarnya bisa untuk pasang karbu tiger ato mau pakai karbu PE28/ rxking karena kabel gas ori-nya megapro bercabang. akhirnya kemarin sukses terpasang dengan main jet 105/std megapro (sebenarnya masih terlalu lean, mungkin naik jadi 108 ato 110), pilot jet 38. setelah pakai ternyata nafasnya sangat panjang berbeda dengan waktu pakai karbu king tarikan akselerasi sangat enak namun nafas atas pendek banget.
intake manifold memakai punya Pulsar 180 dengan sedikit modifikasi lubang baut dan karet manifold pakai karet radiator mobil….. mau pakai manifold ori tiger ga kuwat tuku!
sekian dulu semoga bermanfaat

#ditulis dari lereng merapi dengan koneksi Flexi pinjeman.heheheheh

Spy Shoot Kawasaki Hotshoot, Ada Tes Ninja 250 4 Silinder! 22 September 2011

Posted by kurniaprorider in Uncategorized.
1 comment so far


Naked, 4 silinder
Terdengar sayup tapi pasti kalo pabrikan PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) sedang mencoba motor baru mereka. Informasi ini MOTOR Plus dapat dari berbagai sumber. “Lagi dites tuh,” bisik si sumber.

Lanjut! Tim Jepret MOTOR Plus langsung kordinasi dan ambil langkah seribu menuju lokasi pengetesan. Memang benar adanya. Setidaknya ada empat motor lagi dicoba KMI. Tiga berfairing satu naked alias telanjang.

Kabarnya, itu Ninja 250 dengan 4 silinder. Satunya lagi Ninja 250 2 silinder dengan sistem injeksi juga Ninja ZX-6R yang telah lebih dulu diluncurkan beberapa waktu lalu alias bukan baru.

Dari penelusuran lewat situs internet, motor Ninja 250 4 silinder itu berkode ZXR-250. Sebenarnya ini motor lawas. Kode ZXR-250A dijual antara 1988-1991. Sedang ZXR-250B antara 1991-2004. Untuk ZXR-250B antara 1991-1998 dijual di Jepang. Sementara versi sama dijual di Malaysia pada 1998-2004.

Suara ZXR-250 memang melengking khas moge 4 silinder. Beda dengan suara Ninja 250R yang 2 silinder yang jauh lebih ngebass. Versi Ninja 250cc 4 silinder secara sepintas punya bodi lebih besar. Wajar saja sebab mengusung mesin yang lebih besar dengan 4 silinder in-line atau segaris. “Peak power bisa mencapai 20 ribu rpm. Tarikannya dahsyat dan lebih smooth,” kata si sumber itu lagi.

Apakah motor ini bakal diluncurkan di sini? Sebab, kehadiran Ninja 250R yang dua silinder itu sudah memasuki tahun ke-4? Lantas apakah Ninja 250R bakal diskontinue? Pertanyaan ini memang belum dapat jawaban pasti. Lantaran pihak KMI masih bungkam.

“Belum… ini hanya pengetesan biasa. Dan ini hanya jajal untuk mengetahui tanggapan dari pemakai. Jadi masih jauh. Hal ini biasa dilakukan oleh semua pabrikan. Belum tentu juga akan diluncurkan. Banyak pertimbangan lain pastinya,” terang sumber MOTOR Plus di KMI.

Pengetesan ini sepertinya jadi awal strategi KMI untuk terus mengamankan dominasinya di sektor kelas Premium. Utamanya untuk kategori motor sport. Sebab, selama ini Ninja cukup dikenal dan memiliki brand yang sangat baik di kalangan biker dan komunitas.

Adanya pesaing baru di kelas yang sama, yakni CBR 250R, tentunya nggak bisa didiamkan. Dari fakta itu, tentunya KMI akan terus berpikir mencari celah baru yang akan terus mensupport dan mempertahankan dominasinya. (motorplus-online.com)
Penulis : Tim Motor Plus | Teks Editor : Nurfil | Foto : Motor Plus